Bukan tempat wisata yang lagi
baru. Tetapi ketika membicarakan Malang, memang harus mengikutsertakan Kampung
ini.
Dari namanya saja sudah bisa
ditebak. Kampung dengan pesonanya yang penuh warna. Kampung padat penduduk ini
bukan kampung kosong yang rumahnya diwarnai beragam warna. Melainkan, kampung
yang masih dihuni oleh warga pemilik rumah. Pesona kampung ini tidak hanya
rumahnya saja, juga beragam hiasan yang dipasang oleh penduduk setempat. Mulai
dari bola-bola yang dicat warna-warni, payung-payung, masker wayang, dan
lainnya.
Pesona Kampung Warna-Warni bahkan
sudah dapat dinikmati dari jauh. Dari jembatan yang membentang di atas Kali
Brantas, jembatan yang memisahkan kampung warna-warni dan kampung tridi dengan
kampung biru Arema. Kampung Warna-Warni berlokasi di Gang 1, Jodipan,
Kesatrian, Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur. Pesona kampung ini tidak hanya
dinikmati oleh orang Malang, orang luar Malang tapi masih Indonesia, tetapi
juga oleh turis-turis asing yang bermata biru dan rambut pirang. Seperti ketika saya beberapa kali berkunjung kesana, saya bertemu dengan sejumlah turis asing.
Untuk memasuki lokasi wisata ini,
pengunjung hanya perlu merogoh kocek sebesar 3 ribu rupiah dan akan diberikan
stiker tanda masuk. Dengan satu tiket
masuk, Anda bisa menyusuri semua gang-gang yang ada di kampung ini walaupun
tanpa memasuki gang-gang tersebut Anda sudah bisa mendapatkan spot foto yang
bagus. Foto yang bagus dengan segala prasyarat, seperti: cahaya yang bagus,
pengambilan dan angle yang bagus, model yang bagus dan tentunya pose yang bagus
pula. Saya pun cukup puas menghabiskan waktu menyusuri lorong-lorong di kampung ini karena setiap spotnya dihiasi dengan beragam hiasanyang menarik dan bisa dijadikan latar foto.
Selama berada di kampung ini,
pastikan Anda membawa gawai ataupun kamera untuk memuaskan hasrat selfie dan
berfoto Anda. Tentu Anda tidak bisa melewatkan beragam spot menarik untuk foto
seperti rumah-rumah warna-warni, masker perwayangan, dan payung-payung. Pun
ketika bertemu turis asing, mungkin Anda juga bisa meminta mereka untuk berfoto
dengan Anda, seperti yang banyak orang lakukan.
Menurut cerita, adanya kampung ini atas inisatif mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang. Mereka ingin membuat kampung yang terlihat kumuh menjadi tidak kumuh dan menarik, lalu akhirnya memutuskan untuk mencat rumah-rumah yang ada di kampung ini. Warga diperbolehkan untuk memilih warna sendiri, asal tidak sama dengan warna rumah sebelahnya. Demi menunjang performa warna yang menjadi daya tarik kampung ini, dana ratusan juta digelontorkan untuk pengecatan ulang rumah.
Ketika berkeliling kampung, Anda
tidak perlu khawatir seputar fasilitas umum yang ada. Kampung ini diifasilitasi
mushola, toilet, warung makanan dan minuman dan juga tempat-tempat bersantai. Harga makanannya tidak mahal karena masih sesuai dengan harga warung, bukan harga tempat wisata. Saya tidak mengecek bagaimana kondisi fasilitas yang disediakan, namun ketika melihat ada sejumlah orang yang masuk, mungkin kondisinya memang masih cukup baik. Tapi saya sarankan untuk menggunakan toilet di rumah masing-masing saja, sebelum dan sesudah bepergian dari lokasi wisata. Hanya saran saya saja.
sumber; Dokumentasi Pribadi
Setelah berkeliling kampung dan
mencapai tepi kali Brantas, Anda dapat mengintip kampung tridi yang ada di
seberang. Untuk menuju kampung tridi, pengunjung hanya perlu menyebrangi
jembatan kaca dan membayar 3000/4000 kepada pengelola setempat. Membayar
kembali itu harus karena kampung tridi dan kampung warna-warni berbeda
pengelola sedangkan jembatan kaca tersebut dibangun oleh pemerintah Malang
untuk memudahkan pengunjung ketika berwisata.
Ketika berada diatas jembatan kaca, jangan heran jika Anda akan bertemu dengan banyak orang disana. Spot dengan latar dan angle yang bagus akan menjadi sasaran latar foto oleh banyak orang. Meski ada peringatan mengenai batas maksimal orang diatas jembatan, saya rasa pengunjung kurang aware dan tidak ada pihak juga yang mengatur mengenai jumlah maksimal orang. Memang belum ada kejadian berbahaya apapun, tapi tidak ada salahnya waspada, kan?
Ketika berada diatas jembatan kaca, jangan heran jika Anda akan bertemu dengan banyak orang disana. Spot dengan latar dan angle yang bagus akan menjadi sasaran latar foto oleh banyak orang. Meski ada peringatan mengenai batas maksimal orang diatas jembatan, saya rasa pengunjung kurang aware dan tidak ada pihak juga yang mengatur mengenai jumlah maksimal orang. Memang belum ada kejadian berbahaya apapun, tapi tidak ada salahnya waspada, kan?
Menurut saya, mengunjungi kampung ini ketika di Malang tidak ada salahnya. Selain harga masuknya yang murah, spot-spot foto di kampung ini menarik untuk menghiasi feed Instagram Anda. Dari saya, 7.5 dari 10 untuk lokasi ini. (H)
Comments
Post a Comment