Kampung Warna-Warni Jodipan, Wisata Murah Meriah untuk Unggahan Fotogenik di Media Sosial



Bukan tempat wisata yang lagi baru. Tetapi ketika membicarakan Malang, memang harus mengikutsertakan Kampung ini.

 sumber: Dokumentasi Pribadi

Dari namanya saja sudah bisa ditebak. Kampung dengan pesonanya yang penuh warna. Kampung padat penduduk ini bukan kampung kosong yang rumahnya diwarnai beragam warna. Melainkan, kampung yang masih dihuni oleh warga pemilik rumah. Pesona kampung ini tidak hanya rumahnya saja, juga beragam hiasan yang dipasang oleh penduduk setempat. Mulai dari bola-bola yang dicat warna-warni, payung-payung, masker wayang, dan lainnya.

sumber; Dokumentasi Pribadi

Pesona Kampung Warna-Warni bahkan sudah dapat dinikmati dari jauh. Dari jembatan yang membentang di atas Kali Brantas, jembatan yang memisahkan kampung warna-warni dan kampung tridi dengan kampung biru Arema. Kampung Warna-Warni berlokasi di Gang 1, Jodipan, Kesatrian, Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur. Pesona kampung ini tidak hanya dinikmati oleh orang Malang, orang luar Malang tapi masih Indonesia, tetapi juga oleh turis-turis asing yang bermata biru dan rambut pirang. Seperti ketika saya beberapa kali berkunjung kesana, saya bertemu dengan sejumlah turis asing.

sumber: Dokumentasi Pribadi

Untuk memasuki lokasi wisata ini, pengunjung hanya perlu merogoh kocek sebesar 3 ribu rupiah dan akan diberikan stiker tanda masuk.  Dengan satu tiket masuk, Anda bisa menyusuri semua gang-gang yang ada di kampung ini walaupun tanpa memasuki gang-gang tersebut Anda sudah bisa mendapatkan spot foto yang bagus. Foto yang bagus dengan segala prasyarat, seperti: cahaya yang bagus, pengambilan dan angle yang bagus, model yang bagus dan tentunya pose yang bagus pula. Saya pun cukup puas menghabiskan waktu menyusuri lorong-lorong di kampung ini karena setiap spotnya dihiasi dengan beragam hiasanyang menarik dan bisa dijadikan latar foto.

sumber: Dokumentasi Pribadi

Selama berada di kampung ini, pastikan Anda membawa gawai ataupun kamera untuk memuaskan hasrat selfie dan berfoto Anda. Tentu Anda tidak bisa melewatkan beragam spot menarik untuk foto seperti rumah-rumah warna-warni, masker perwayangan, dan payung-payung. Pun ketika bertemu turis asing, mungkin Anda juga bisa meminta mereka untuk berfoto dengan Anda, seperti yang banyak orang lakukan.

Menurut cerita, adanya kampung ini atas inisatif mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang. Mereka ingin membuat kampung yang terlihat kumuh menjadi tidak kumuh dan menarik, lalu akhirnya memutuskan untuk mencat rumah-rumah yang ada di kampung ini. Warga diperbolehkan untuk memilih warna sendiri, asal tidak sama dengan warna rumah sebelahnya. Demi menunjang performa warna yang menjadi daya tarik kampung ini, dana ratusan juta digelontorkan untuk pengecatan ulang rumah.

Ketika berkeliling kampung, Anda tidak perlu khawatir seputar fasilitas umum yang ada. Kampung ini diifasilitasi mushola, toilet, warung makanan dan minuman dan juga tempat-tempat bersantai. Harga makanannya tidak mahal karena masih sesuai dengan harga warung, bukan harga tempat wisata. Saya tidak mengecek bagaimana kondisi fasilitas yang disediakan, namun ketika melihat ada sejumlah orang yang masuk, mungkin kondisinya memang masih cukup baik. Tapi saya sarankan untuk menggunakan toilet di rumah masing-masing saja, sebelum dan sesudah bepergian dari lokasi wisata. Hanya saran saya saja.
sumber; Dokumentasi Pribadi

Setelah berkeliling kampung dan mencapai tepi kali Brantas, Anda dapat mengintip kampung tridi yang ada di seberang. Untuk menuju kampung tridi, pengunjung hanya perlu menyebrangi jembatan kaca dan membayar 3000/4000 kepada pengelola setempat. Membayar kembali itu harus karena kampung tridi dan kampung warna-warni berbeda pengelola sedangkan jembatan kaca tersebut dibangun oleh pemerintah Malang untuk memudahkan pengunjung ketika berwisata.

Ketika berada diatas jembatan kaca, jangan heran jika Anda akan bertemu dengan banyak orang disana. Spot dengan latar dan angle yang bagus akan menjadi sasaran latar foto oleh banyak orang. Meski ada peringatan mengenai batas maksimal orang diatas jembatan, saya rasa pengunjung kurang aware dan tidak ada pihak juga yang mengatur mengenai jumlah maksimal orang. Memang belum ada kejadian berbahaya apapun, tapi tidak ada salahnya waspada, kan?

Menurut saya, mengunjungi kampung ini ketika di Malang tidak ada salahnya. Selain harga masuknya yang murah, spot-spot foto di kampung ini menarik untuk menghiasi feed Instagram Anda.  Dari saya, 7.5 dari 10 untuk lokasi ini. (H)


Comments