Kampung Tridi, Berani Berekspresi dan Dapatkan Hasil Foto yang Maksimal!

Kampung 3D, atau yang disebut juga Tridi merupakan sebuah kampung wisata yang terkenal di Malang. Dari kejuahan kita dapat mengenalinya karena warna rumah-rumah disana yang berwarna-warni.
sumber: Dokumentasi Pribadi

Kampung Tridi berlokasi tidak jauh dari Stasiun Kota Malang, dan hanya terpisahkan Kali Brantas dengan kampung Warna-warni. Ketika berkunjung ke kampung Warna-warni, maka sekalianlah bertandang ke kampung 3D yang hanya ada di seberang kali. Bukan dengan berbasah-basah menyebrang kali, tetapi cukup dengan menyebrangi jembatan kaca yang telah dibangun Pemerintah Malang. Pun jangan lupa berfoto diatas sana seperti yang saya lakukan, tetapi jangan sampai membuat kemacetan.

sumber: Dokumentasi Pribadi

Pesona kampung ini tidak kalah dengan pesona kampung Warna-warni Jodipan yang telah saya ulas sebelumnya. Rumah yang dicat warna-warni dan dihiasi mural 3D menjadi keunggulan kampung ini. Mural 3D di kampung ini beragam, mulai dari menara Eiffel, jalan-jalan di Venesia, beragam hewan dan suasana Piala Dunia pun ada. Mural bertemakan film juga ada, seperti Kungfu Panda dan Transformer.

sumber: Dokumentasi Pribadi

Sayangnya, gambar mural 3D ini tidak dimanfaatkan dengan baik oleh para pengunjungnya. Tidak seperti saya yang berani narsis, kebanyakan pengunjung hanya berfoto seadanya di depannya. Tidak ekspresif dan sesuai dengan mural yang jadi latar belakang. Untuk Anda yang hendak datang kesini, berlatihlah narsis agar foto Anda bisa terlihat maksimal, nyata dan unik!

Kampung Tridi bisa dimasuki dari gerbang depan, yang berada tepat di seberang kampung Biru Arema, ataupun dari jembatan yang menghubungkan kampung Tridi dan kampung Warna-warni. Hanya dengan merogoh kocek 3000 rupiah saja, Anda bisa memasuki dan mengeksplor kampung ini sepuasnya. Saran saya, bawalah kamera atau gawai berkamera Anda dan datang di hari yang cerah plus tidak terik. Maka Anda dapat menikmati keindahan kampung Tridi sepuasnya!

Menurut saya, kampung Tridi sebenarnya bisa lebih inovatif lagi. Bisa dengan memperbanyak mural 3D-nya, mengadakan kontes untuk mengisi dinding yang kosong dengan mural atau hasil kreativitas lainnya, dan menjajakan makanan khas yang dapat diklaim sebagai panganan unik dari kampung Tridi.

Pun seputar adanya perbedaan antara kampung Warna-warni dan kampung Tridi bisa dimuat di papan pengumuman yang ada di kampung Tridi, supaya pengunjung mengetahui sejarah berdirinya kampung ini dan perbedaan antara dua kampung yang bersisian ini. Di depan jembatan kaca bisa juga diberi semacam peringatan dan pemberitahuan bahwa jalan tersebut adalah rute akhir di kampung Tridi dan di seberang jembatan merupakan kampung Warna-warni, dan diharuskan membayar uang masuk lagi. Sebab, tidak sedikit pengunjung yang tidak tahu dan kebingungan ketika dimintai uang masuk lagi setelah turun dari jembatan.

Salah satu mural yang ada di Kampung Tridi, sumber: Dokumentasi Pribadi

Jangan khawatir, kampung ini memiliki warung dan tempat makan yang nikmat, namun saya kurang tahu seputar ada tidaknya kamar mandi dan mushola. Karena kontur kampung yang lebih curam daripada kampung warna-warni, saya lebih mudah merasa lelah ketika berkeliling di kampung Tridi. Gang yang berliku-liku dan sempit, kadang membuat kita bingung ada dimana. Beruntungnya, pihak pengelola memberikan tanda yang mengarahkan pengunjung menuju spot utama dan menarik di kampung ini.

Oiya, bagi yang sudah menonton film Yowis Ben, Anda bisa mengunjungi kampung ini untuk melihat langsung lokasi dimana Bayu Skak dkk berakting. Uniknya, di depan lokasi syuting ini disediakan kotak yang digunakan sebagai kotak uang agar kita membayar sebelum naik melihat lokasi syutingnya (karena Bayu Skak dkk berakting di bagian atas rumah warga).

Saya beri 7.0 dari 10 deh untuk kampung Tridi! (H)

Comments