Dibawa Kembali ke Dunia Sihir yang Menakjubkan, Sebuah Review Film Fantastic Beast and Where to Find Them


Sumber: amazon.co.uk


Keajaiban-keajaiban dunia sihir memang selalu mampu menarik perhatian!

Film bertema sihir yang ditulis oleh J.K Rowling, seorang penulis terkenal asal Inggris, berjudul Harry Potter, berhasil mengambil hati seluruh pembaca dan penonton di seluruh dunia! Demam Harry Potter bahkan juga sampai ke Indonesia. Seri terakhirnya muncul pada tahun 2011, namun kesuksesan film tersebut nggak pernah surut bahkan hingga saat ini.

Sukses dengan film Harry Potter, J. K Rowling kembali menjadi penulis pada film layar lebar yang muncul pada 2016 silam. Menurut saya, J.K Rowling behasil membawa kembali memori-memori pada film Harry Potter yang sangat dirindukan oleh para penonton. Meski film bertema sihir ini nggak lagi diperankan oleh tiga remaja tanggung, Harry Potter, Ron Weasley, dan Hermione Granger, masih tetap dapat mengobati kerinduan akan keajaiban dunia sihir.

Sumber: nerdist.com

Film Fantastic Beast and Where to Find Them berjalan jauh sebelum zaman Harry Potter. Tahun 1926. Film ini menceritakan tentang Newt Scamander yang diperanakan oleh Eddie Redmayne, seorang penyihir dan ahli zoologi yang memiliki hewan-hewan ajaib dunia sihir di dalam kopernya. Namun, kopernya malah terbawa oleh No-Maj (Sebutan untuk non-penyihir di Amerika) bernama Jacob Kowalski yang diperankan oleh Dan Fogler. Hal tersebut mengakibatkan beberapa hewan lepas. Sayangnya, di Amerika sendiri, tepatnya di New York, sedang terjadi beberapa kejadian aneh. Keberadaan penyihir semakin terancam.

Pada saat itu, muncul Auror dari Kementerian Sihir MACUSA, Tina yang diperankan oleh Katherine Waterston. Ia menangkap Newt dan Jacob, dan meminta mereka untuk mengumpulkan semua hewan-hewan ajaib Newt. Tina memutuskan untuk melaporkan hewan-hewan Newt pada MACUSA, sayangnya keputusannya tersebut membuat orang-orang menyangka bahwa keributan yang selama ini terjadi diciptakan oleh hewahewan Newt. Padahal sebenarnya bukan.

Menarik, Newt berhasil memberikan kajaiban tersendiri kepada film ini. Melepaskan bayang-bayang dari kesuksesan Harry Potter, Ronald Weasley, dan Hermione Granger. Padahal tadinya saya pikir, film ini nggak akan berhasil menyamai Harry Potter. Tapi, ternyata saya salah. Apalagi munculnya Jacob yang selalu berhasil mengundang tawa di setiap adegan. Jalan cerita sendiri menurut saya cukup kompleks dan plot twist yang dibuat cukup rapi dan menarik. Lalu, karena film ini nggak punya seri bukunya, jadi kita nggak bisa menduga-duga jalan ceritanya, itu yang membuat saya berhasil mikir serius sepanjang nonton film ini. Dan kejutan-kejutan kecil yang diberikan di setiap adegan berhasil mengagetkan saya. Sekali lagi, karena kita nggak disuguhkan dengan buku sebelumnya, nggak seperti seri Harry Potter.

Efek-efek yang diberikan juga berhasil memanjakan mata kita. Lebih rapi dan bersih dibandingkan seri Harry Potter. Tapi, seri Harry Potter memang terasa sekali suasana remajanya, beda dengan film yang satu ini, menurut saya lebih kepada suasana dewasa. Mungkin karena Harry Potter dimulai dari kecil, ya. Sedangkan ini langsung dimulai dengan pemain yang dewasa. Romansa yang hadir jadi lebih terasa juga dibandingkan Harry Potter.

Seri keduanya akan segera muncul di akhir 2018 berjudul Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald. Mungkin sembari menunggu seri keduanya, kita bisa menonton seri pertamanya dulu, atau bisa juga movie marathon Harry Potter biar makin terasa hype-nya. Saya nggak sabar menunggu seri keduanya ini, melihat kesuksesan seri pertamanya. Saya berani berikan 9 dari 10. Standing applause untuk para pemain dan seluruh krunya.


N

Comments